Jadi,, gini..
Waktu itu gue nyusurin jalan Padang-Bukittinggi.
Rencana sih mau liat balap jawi di Batusangkar
Karena kebetulan lewat Bukittinggi, gue singgah dirumah dulu deh, mau ketemu emak.
Mau cipika-cipiki dan sungkeman dulu,
Berbakti |
Abis itu baru nyosor ke lokasi.
Lumayan jauh lah, kira-kira sejam dari Bukittinggi.
Dan ceritanyeeee gue buatin berita. Berhubung gue capek buat nulis ulang, gue kopas aja.
Bace aje dibawah nih.
BERLARI DI SAWAH SAYANG
Matahari mulai naik dari peraduannya. Panas mulai terasa
di permukaan kulit yang tak tertutupi kain. Walaupun begitu, angin bukit berhembus
membelai wajah. Segar sekali udaranya, tanpa polusi. Kiri-kanan terhampar sawah
milik penduduk Nagari Talang Tangah, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah
Datar, berwarna-warni, ada yang hijau, ada yang kuning, dan ada yang coklat.
Seharusnya matahari gak pake rambut |
Beberapa sawah terlihat baru ditanam padi, masih
pendek dan kecil-kecil. Lainnya, siap untuk dipanen. Tapi, sawah Si Ayang
(Sayang) masih kosong, baru selesai dipanen kira-kira dua bulan lalu. Sawahnya
ada beberapa petak, berjenjang-jenjang. Sawahnya kita bagi tiga, bagian atas,
tengah, dan bawah. Yang paling atas, jadi tempat parkir sepeda motor. Yang
ditengah, tempat “parkir” warga, pedagang, dan jawi –sebelum dipacu-. Dan yang paling bawah dan juga basah, jadi arena
tempat bapacu.
Banyak yang jualan tuh. |
Tradisi Pacu Jawi
namanya. Tradisi adat masyarakat Tanah
Datar, Sumatra Barat. Tradisi ini telah dilaksanakan turun temurun sejak
ratusan tahun lalu. Tujuannya, sebagai hiburan bagi masyarakat seusai masa
panen. Pacu Jawi dilaksanakan secara
bergantian di 4 kecamatan, yaitu Rambatan, Sungai Tarab, Pariangan, dan Lima
Kaum. Nah, kali ini Kecamatan Sungai
Tarab jadi tuan rumah. Dan arenanya adalah sawah milik Si Ayang –salah seorang
penduduk disana-. Si Ayang sendiri sudah mati, sekarang anak-anaknya yang
mengurusi sawah itu. Sawah yang sudah dari dulu jadi tempat bapacu.
Pacu Jawi kali ini mengambil bulan Agustus
sebagai waktu pelaksanaannya. Mulai Sabtu, tanggal 9, lalu tanggal 16, 23, dan
ditutup tanggal 30 Agustus kemarin. Salah seekor sapi bilang bahwa biasanya
waktu pembukaan dan penutup lebih ramai dari pada Sabtu-Sabtu pertengahan
bulan. “Pas pembukaan patang, urang rantau rami nan pulang,”
ujarnya, Sabtu (23/8).
Narasumbernya narsis :D |
Sebelum dipacu, jawi-jawi
dari Sungai Tarab didandani dengan kain suntiang dan aksesoris lainnya. Begitulah
aturannya, jawi dari nagari
penyelenggara harus babaju. Jawi-jawi ini diarak warga menuju lokasi
–sawah bagian tengah-. Dibelakangnya, para bundo kanduang juga memakai pakaian
adat sembari memanggul dulang yang berisi makanan khas daerah tersebut di
kepalanya.
Koboinya pake sarung |
Sesampai di lokasi,
bundo kanduang langsung menuju tenda. Didalamnya terdengar alunan nada talempong
yang dimainkan niniak mamak (tetua
adat). Bundo kanduang kemudian menaruh dulang diatas lapiak (tikar). Sesaat kemudian, musik dihentikan. Salah seorang niniak mamak berdiri, ia mulai berbicara.
Kudato Tagak orang menyebutnya.
Kudato Tagak adalah salah satu prosesi adat yang dilakukan
dalam acara pacu jawi ini. Niniak mamak dari suku-suku di 4
kecamatan saling berbalas pidato adat. Tentu saja pidato disampaikan dalam
bahasa daerah. Dan uniknya pidato tersebut dinyanyikan. Selesai itu, baru jawi dipacu.
Serius amit mukulnya pak, seyeeeem. |
Sekitar 150 pasang jawi dipacu dalam kegiatan ini. Jawi tersebut dipasangkan semacam alat
bajak yang terbuat dari kayu dan bambu. Bentuknya hampir elips. Bulatannya dari 2 bilah bambu yang sama panjang. Bambu
tersebut dibuat melengkung dan diikat ujungnya. Ujung yang lain diikatkan pada
sebuah kayu berbentuk seperti huruf “Y”. Nah,
kayu itulah yang nantinya dikaitkan pada leher jawi.
Ada yang merah, ada yang kuning, yang hijau di langit yang biru |
Yang polos juga ada. |
Masing-masing jawi harus memakai alat bajak tersebut.
Bagian ujung diberi kayu kecil yang melintang sedikit diatas bagian yang
diikat, gunanya sebagai pijakan bagi joki. Saat memacu jawi, joki memegang ekor jawi
sebagai ganti tali kekang.
Jawi-jawi yang sudah masuk arena ditahan dulu oleh 3-7
orang. Gunanya supaya tidak “lari-lari” saat dipasangkan alat bajak tadi. Selesai
pemasangan, joki menaiki pijakan tadi dan memegang ekor jawi tersebut. Jika dirasa sudah yakin untuk berpacu, orang-orang
yang menahan jawi tadi secara
serentak melepas pegangannya. “Hap… yo..,” teriak mereka secara bersamaan.
Dan sorak sorai penonton mengiringi laju jawi
tadi.
Jawinya nakal... *cubit idung jawi |
Uniknya, jawi bukan diadu cepat larinya. Jawi yang berlari hanya satu-satu
pasang. Setelah satu pasang sampai di garis akhir, gantian pasangan lainnya
yang akan melaju. Jadi tidak diadu siapa yang paling cepat sampai di garis
akhir.
The best moment had been captured. |
Dalam tradisi ini tidak
ada istilah juri atau tim penilai. Jadi tidak ada juara 1, 2, dan seterusnya. Pacu jawi hanya menyuguhkan jawi berlari. Penilaian berdasarkan
presepsi masyarakat sendiri dan bisa berbeda antara satu dan yang lainnya. Jawi yang berlari lurus dan tidak terpisah
dari pasangannya hingga ke finish
dianggap jawi yang kuat dan sehat. Jawi yang seperti ini biasanya ditawar
oleh sesama peserta pacu, harganya bisa 2-3 kali lipat harga jawi biasanya.
Seperti yang dialami
Mandek, salah seorang peserta. Ia mengaku bahwa jawi kecil yang dulu dibeli dengan harga 6 juta rupiah pernah
ditawar 25 juta. “Dia (jawi) larinya rancak, 30 juta pun tidak mau saya
lepas,” akunya, Sabtu (23/8).
Tak jarang, saat
berlari jawi keluar lintasan pacu. Ada yang berlari berlawanan arah dari
pasangannya. Ada yang lari lebih dulu, meninggalkan pasangannya. Bahkan ada
yang lari ke atas, ke tempat penonton. Dan tentu saja joki yang jadi “korban”,
tercebur ke dalam lumpur sawah.
Kabuuuur!!! |
Berani Kotor itu Bagus... *tiiiiiit |
Joki sendiri tidak
harus pemilik jawi. Contohnya Mandek,
ia suruh menantunya jadi joki.
Itu Bule, Bukan Mantu Mandek. |
------------------------
Yah, gitu deh ceritanye..
Kapan-kapan ane jalan-jalan lagi, trus nulis kisah lagi, trus kopiin di sini, trus dibace.
Semoga seneng ya...
Don, ini boleh kiky share?
BalasHapusboleh-boleh ki :)
BalasHapus